Kebenaran
Sebuah hal yang dicari-cari mulai
dari awal kehidupan manusia sampai dengan saat ini.
Kebenaran
dibagi ke dalam dua bagian, yaitu :
Kebenaran
Absolut :
Merupakan suatu kebenaran yang
mutlak, yang datangnya dari Tuhan dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun.
Kebenaran
Relatif :
merupakan suatu kebenaran yang tidak
mutlak, yang hanya berlaku bagi suatu kelompok, didalam suatu kondisi tertentu.
Dalam
filsafat ilmu, dikenal tiga jenis kebenaran relatif, yaitu:
1. Kebenaran
Koherensial
Kebenaran yang berada dalam tatanan
kesatuan dalam sebuah pernyataan (proposisi). Kebenaran ini ada jika antara
unsur yang satu dan yang lain dalam sebuah kalimat membentuk sebuah pengertian.
Pengertian yang disebabkan keterhubungan antar unsur pernyataan. Sedangkan
kesalahan terjadi jika terjadi ketidakterhubungan antar unsur dalam pernyataan.
Kebenaran koherensial adalah tempat utama bekerjanya logika, dengan memproses
intra premis, antar premis (premis mayor dan minor), dan juga kesimpulan. Maka,
jika ada satu pernyataan [premis] kemudian terdapat premis lain yang
mendukungnya yang selanjutnya dari dua premis tersebut ditarik sebuah
kesimpulan [conclusion] dan kebenaran kesimpulan itu selaras dengan logika yang
dipahami oleh manusia, maka itulah kebenaran yang koheren.
2. Kebenaran
Korespondensif
Kebenaran yang diperoleh dengan cara
melakukan suatu cross check antara pernyataan dalam ide atau gagasan dengan
realitas fakta yang ada. Di ranah kebenaran korespondensif, kebenaran adalah
kesesuaian antara penanda kata atau simbol) dengan petanda konsep), seperti
kata “meja” menunjuk kepada benda “meja”. Sedangkan kesalahan terjadi jika
adanya ketidaksesuaian antara penanda dan petanda, seperti kata “topi” yang
menunjuk kepada benda “sepatu”. Sebagai contoh bila ada pernyataan bahwa garam
itu rasanya asin kemudian kita buktikan dalam realitas faktanya ternyata asin
maka itulah yang dimaksud dengan kebenaran yang koresponden.
3. Kebenaran
Pragmatis
Teori kebenaran yang berada dalan
tataran kemanfaatan dan kegunaan yang mendasarkan diri kepada kriteria tentang
berfungsi atau tidaknya suatu pernyataan dalam lingkup ruang dan waktu
tertentu. Misalnya ketika akupuntur digunakan sebagai metode penyembuhan dan
nyata berhasil menyembuhkan, maka akupuntur (dengan segala perangkat teorinya)
adalah benar. Sedangkan kesalahan adalah sesuatu yang tidak memiliki kegunaan
atau manfaat bagi manusia dalam menjalani kehidupannya. Bila suatu
teori keilmuan secara fungsional mampu menjelaskan, meramalkan dan mengontrol
suatu gejala alam tertentu maka secara pragmatis teori itu adalah benar. Sekiranya, dalam
kurun waktu yang berlainan, muncul teori lain yang lebih fungsional, maka
kebenaran kita alihkan kepada teori baru tersebut.
No comments:
Post a Comment