Pengertian Motivasi dan Proses Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan atau
daya penggerak”. Motivasi ini diberikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan atau
pengikut. Adapun kerja adalah sejumlah aktivitas fisik dan mental untuk
mengerjakan sesuatu pekerjaan. Terkait dengan hal tersebut, maka yang dimaksud
dengan motivasi adalah mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja
bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan
ketrampilannya untuk mewujudkan tujuan organisasi. (Hasibuan, 2003).
Proses motivasi
yang menunjukkan kebutuhan yang tidak terpuaskan akan meningkatkan tegangan dan
memberikan dorongan pada seseorang dan menimbulkan perilaku digambarkan sebagai
berikut:
Kebutuhan tidak terpuaskan
Tegangan
Dorongan
Perilaku Pencarian
Pengurangan Tegangan
Kebutuhan Terpuaskan
Teori-teori
Motivasi
Terdapat 5
teori motivasi yang paling popular dan berpengaruh besar dalam praktek
pengembangan sumber daya manusia dalam suatu organisasi.
1. Teori Efek
Hawthorn
Penelitian oleh
Elton Mayo pada perusahaan General Electric kawasan Hawthorn di Chicago,
memilki dampak pada motivasi kelompok kerja dan sikap karyawan dalam bekerja.
Kontribusi hasil penelitian tersebut bagi perkembangan teori motivasi adalah :
- Kebutuhan dihargai sebagai manusia ternyata lebih penting dalam meningkatkan motivasi dan produktivitas kerja karyawan dibandingkan dengan kondisi fisik lingkungan kerja.
- Sikap karyawan dipengaruhi oleh kondisi yang terjadi baik di dalam maupun di luar lingkungan tempat kerja.
- Kelompok informal di lingkungan kerja berperan penting dalam membentuk kebiasaan dan sikap para karyawan.
- Kerjasama kelompok tidak terjadi begitu saja, tetapi harus direncanakan dan dikembangkan.
2. Teori Kebutuhan
Menurut Abraham
Maslow, pada dasarnya karyawan bekerja untuk memenuhi kebutuhan sebagai berikut
:
- Kebutuhan fisiologis
- Kebutuhan rasa aman
- Kebutuhan sosial
- Kebutuhan harga diri
- Kebutuhan aktualisasi diri
Kebutuhan-kebutuhan tersebut bersifat
hierarkis, yaitu suatu kebutuhan akan timbul apabila kebutuhan dasar sebelumnya
telah dipenuhi. Setelah kebutuhan fisiologis seperti pakaian, makanan dan
perumahan terpenuhi, maka kebutuhan tersebut akan digantikan dengan kebutuhan
rasa aman dan seterusnya. Sehingga tingkat kebutuhan seseorang akan
berbeda-beda dalam bekerja. Seseorang yang kebutuhan hanya sekedar makan, maka
pekerjaan apapun akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
3. Teori X dan Y
McGregor mengemukakan
dua model yang menjelaskan motivasi karyawan yang bekerja yaitu teori X dan
teori Y.
Teori X
menganggap bahwa :
- Karyawan tidak suka bekerja dan cenderung untuk menghindari kerja.
- Karyawan harus diawasi dengan ketat dan diancam agar mau bekerja dengan baik.
- Prosedur dan disiplin diutamakan dalam bekerja.
- Uang bukan satu-satunya faktor yang memotivasi kerja.
- Karyawan tidak perlu diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri.
Teori Y menganggap bahwa :
- Karyawan senang bekerja, sehingga pengawasan dan hukuman tidak diperlukan oleh karyawan.
- Karyawan akan memiliki komitmen terhadap pekerjaan dan organisasi jika merasa memuaskan.
- Manusia cenderung ingin belajar.
- Kreativitas dan imajinasi digunakan untuk memecahkan masalah.
4. Teori Hygine
dan Motivator
Menurut
Herzberg, faktor yang menimbulkan kepuasan kerja karyawan berbeda dengan faktor
yang menimbulkan ketidak-puasan kerja sebagai berikut.
Faktor Hygiene
meliputi :
- Kebijakan perusahaan dan sistem administrasinya.
- Sistem pengawasan.
- Gaya kepemimpinan.
- Kondisi lingkungan kerja.
- Hubungan antar pribadi.
- Gaji / upah .
- Status.
- Kesehatan dan keselamatan kerja.
Faktor Motivator
meliputi :
- Pengakuan.
- Penghargaan atas prestasi.
- Tanggungjawab yang lebih besar.
- Pengembangan karir.
- Pengembangan diri.
- Minat terhadap pekerjaan.
5. Teori Motivasi Berprestasi
David McClelland menjelaskan tentang keinginan seseorang untuk mencapai
kinerja yang tinggi. Hasil penelitian tentang motivasi berprestasi menunjukkan
pentingnya menetapkan target atau standar keberhasilan. Karyawan dengan ciri-ciri
motivasi prestasi yang tinggi akan memiliki keinginan bekerja yang tinggi.
Karyawan lebih mementingkan kepuasan pada saat target telah tercapai
dibandingkan imbalan atas kinerja tersebut. Hal ini bukan berarti mereka tidak
mengharapkan imbalan, melainkan mereka menyukai tantangan.
Ada tiga macam kebutuhan yang dimiliki oleh setiap individu, yaitu :
- Kebutuhan berprestasi (Achievement motivation) yang meliputi tanggung jawab pribadi, kebutuhan untuk mencapai prestasi, umpan balik dan mengambil resiko sedang.
- Kebutuhan berkuasa (Power motivation) yang meliputi persaingan, mempengaruhi orang lain.
- Kebutuhan berafiliasi (Affiliation motivation) yang meliputi persahabatan, kerjasama dan perasaan diterima.
Dalam lingkungan
pekerjaan, ketiga macam kebutuhan tersebut saling berhubungan, karena setiap
karyawan memiliki semua kebutuhan tersebut dengan kadar yang berbeda-beda.
Seseorang dapat dilatihkan untuk meningkatkan salah satu dari ketiga faktor
kebutuhan ini. Misalnya untuk meningkatkan kebutuhan berprestasi kerja, maka
karyawan dapat dipertajam tingkat kebutuhan berprestasi dengan menurunkan
kebutuhan yang lain.
Penerapan Motivasi dalam Organisasi
Beberapa teknik untuk memotivasi kerja sebagai berikut :
Teknik Pemenuhan Kebutuhan
Pemenuhan kebutuhan merupakan dasar bagi perilaku kerja. Motivasi kerja
akan timbul apabila kebutuhan dipenuhi seperti dikemukakan oleh Maslow tentang
hierarki kebutuhan individu yaitu :
- Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan makan, minum, perumahan dan seksual. Kebutuhan ini paling mendasar bagi manusia. Dalam bekerja, maka kebutuhan karyawan yang harus dipenuhi adalah gaji/upah yang layak.
- Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan perlindungan dari ancaman bahaya dan lingkungan kerja. Dalam bekerja, karyawan memerlukan tunjangan kesehatan, asuransi dan dana pensiun.
- Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan diterima dalam kelompok dan saling mencintai. Dalam hubungan ini, karyawan ingin diterima keberadaannya di tempat kerja, melakukan interaksi kerja yang baik dan harmonis.
- Kebutuhan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain. Dalam hubungan ini, karyawan butuh penghargaan dan pengakuan serta tidak diperlakukan sewenang-wenang.
- Kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk mengembangkan diri dan potensi. Dalam hubungan ini, karyawan perlu kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara pribadi.
Teknik Komunikasi Persuasif
Teknik komunikasi persuasif adalah satu teknik memotivasi kerja yang
dilakukan dengan cara mempengaruhi dari luar diri. Rumus teknik
komunikasi persuasif adalah ADIDAS sebagai berikut :
- A ttention, yaitu perhatian yang penuh
- D esire, yaitu hasrat dan keinginan yang membara
- I interest, yaitu minat dan kepentingan
- D esicion, yaitu keputusan yang tepat
- A ction, yaitu tindakan nyata
- S atisfaction, yaitu kepuasan atas hasil yang dicapai
No comments:
Post a Comment