CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Wednesday, February 27, 2013

Telingaku ...

Biasanya kalo lagi pengen cari udara seger, pasti pilih jalan-jalan ke lembang atau ke ciwidey, sekedar buat menuhin paru-paru dengan oksigen yang masih fresh, hihi. Tapi seringnya, setelah jalan/berkendara di pegunungan telinga itu berasa tuli bahkan kadang bisa sampe berdenging. Mau tau kenapaaaa, ternyata ini jawabannya temaaan :)
Di dalam telinga kita terdapat selaput yang disebut gendang telinga. Ketika mengenai telinga kita, gelombang bunyi akan menggetarkan gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan ke otak sehingga kita dapat mendengar bunyi itu. Di sebelah dalam gendang telinga terdapat suatu ruangan berisi udara.
Pada keadaan normal tekanan udara di bagian luar gendang telinga sama dengan tekanan udara yang di dalam. Ketika kita naik gunung, tekanan udara luar menurun. Akibatnya, gendang telinga akan terdorong atau melengkung keluar. Jika kita istirahat sejenak sambil membuka mulut atau mengunyah sesuatu, tekanan di kedua bagian gendang telinga menjadi sama lagi dan gendang telinga akan berada pada posisi normal kembali.
Kemudian jika kita turun ke tempat yang lebih rendah, tekanan udara luar bertambah. Akibatnya, gendang telinga akan melengkung ke dalam (tersedot ke dalam). Jika kita naik-turun terus-menerus, gendang telinga melengkung ke dalam dan keluar secara tidak beraturan. Akibatnya, sukar bagi gendang telinga untuk bergetar secara normal, sehingga kita akan merasa seperti tuli (tidak dapat mendengar dengan jelas).
(source: http://www.yohanessurya.com/activities.php?pid=20206&id=215)

 Untuk mengatasi hal itu, tipsnya :
  • Menghisap permen atau mengunyah permen karet
  • Tarik napas, kemudian hembuskan perlahan sambil tangan menutup kedua lubang hidung dan menutup mulut pada akhir hembusan
  • Menguap

No comments:

Post a Comment